GfWoBUY9Tpz9TpziGfM5BSWoTY==

Netanyahu Menanggapi Kesepakatan Gencatan Senjata 4 Hari antara Hamas dan Israel

Ilustrasi

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, memberikan tanggapan baru terkait kesepakatan antara negaranya dan Hamas, kelompok yang menguasai Gaza, Palestina. Sebelumnya, Tel Aviv setuju untuk mengamankan gencatan senjata sementara selama empat hari dengan imbalan pembebasan 50 sandera oleh Hamas. Dalam konferensi pers terbaru yang melibatkan Menteri Pertahanan Gallant, Netanyahu berkomitmen untuk membawa pulang semua sandera dari Gaza. Meskipun demikian, ia menegaskan bahwa upaya untuk memberantas Hamas akan terus dilakukan hingga ke akar-akarnya, dan perang masih akan berlanjut.

"Penduduk Israel, saya ingin menyampaikan dengan jelas: pertempuran terus berlanjut," katanya.

"Konflik ini tidak akan berakhir. Kami akan meneruskannya hingga mencapai semua tujuan yang kami tetapkan," ujarnya sekali lagi.

Pernyataan serupa juga dilaporkan oleh Al-Jazeera, yang mencatat bahwa Netanyahu menyebut "penghapusan Hamas" sebagai tujuan utamanya.

"Kami bertekad memastikan bahwa setelah Hamas dihilangkan, Gaza tidak akan jatuh ke tangan pihak yang terlibat dalam terorisme atau mendukung ajaran terorisme," tegasnya.

"Kami akan menjamin keamanan dan keselamatan warga kami di wilayah utara dan selatan. Kami mengklaim kemenangan, dan perjuangan kami akan berlanjut hingga meraih kemenangan penuh," kata politisi dari partai sayap kanan ekstrem tersebut.

Mossad Bertindak

Ia juga memerintahkan Mossad untuk mengambil tindakan, terutama melawan para pemimpin Hamas "di mana pun mereka berada." Mossad, atau Ha-Mossad le-Modiin ule-Tafkidim Meyuhadim, adalah lembaga intelijen Israel yang bertanggung jawab atas pengumpulan informasi intelijen, pelaksanaan operasi rahasia, dan kontra-terorisme di Israel. Pernyataan ini telah menimbulkan pertanyaan dan kekhawatiran dari para pengamat, yang khawatir bahwa hal ini dapat memperburuk situasi di tengah kesepakatan yang sudah dicapai.

Sandera Palestina di Israel

Di sisi lain, kesepakatan gencatan senjata sementara selama empat hari juga menuntut Israel untuk membebaskan perempuan dan anak-anak Palestina yang ditahan di penjara Israel. Namun, Netanyahu menganggapnya sebagai risiko.

Sebanyak 150 perempuan dan anak-anak Palestina harus dibebaskan sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata tersebut. Sebagian besar dari mereka dituduh melakukan pelanggaran kecil, seperti melempar batu dan merusak properti.

Netanyahu menyatakan kepada wartawan bahwa mereka yang akan dibebaskan "bukanlah pembunuh" namun masih dianggap sebagai "orang jahat". Ia berkomitmen bahwa Israel akan melakukan segala yang diperlukan untuk memastikan bahwa mereka yang dibebaskan tidak membahayakan warga Israel.

Perlu dicatat bahwa Israel adalah satu-satunya negara yang secara rutin mengadili anak-anak di pengadilan militer, yang bertentangan dengan prinsip-prinsip internasional.

Gencatan senjata antara Israel dan Hamas sendiri difasilitasi oleh Qatar. Saat ini, lebih dari 14.000 warga Gaza telah tewas akibat serangan Israel, dan lebih dari 5.000 di antaranya adalah anak-anak.


Referensi :

Comments0


Dapatkan update informasi pilihan dan terhangat setiap hari dari Rafadhan Blog. Temukan kami di Telegram Channel, caranya klik DISINI