GfWoBUY9Tpz9TpziGfM5BSWoTY==

Apakah Fluorosis Berdampak pada Kesehatan Gigi?

Ilustrasi

Kesehatan dan kebersihan gigi merupakan faktor yang mempengaruhi tingkat kepercayaan diri seseorang. Kebanyakan orang tentu tidak ingin memiliki gigi yang berwarna kuning, bukan? Oleh karena itu, rajin menyikat gigi dua kali sehari dapat menjaga agar gigi tetap berwarna putih.

Ketika seseorang mengalami fluorosis, gigi dapat menunjukkan tanda-tanda bercak dan perubahan warna menjadi keruh. Hal ini disebabkan oleh peningkatan kadar fluoride yang masuk ke dalam tubuh. Namun, banyak yang penasaran apakah fluorosis dapat mempengaruhi kesehatan gigi secara keseluruhan. Mari kita bahas hal ini!

Apakah Fluorosis Berdampak pada Kesehatan Gigi?

Pemberian fluoride dalam jumlah yang tepat memiliki peran penting dalam pencegahan dan pengendalian kerusakan gigi. Fungsi fluoride efektif saat pertumbuhan gigi dan setiap hari setelah gigi muncul melalui gusi. Jika seorang anak mengonsumsi fluoride secara berlebihan selama perkembangan gigi, hal itu dapat menghasilkan perubahan pada permukaan enamel gigi yang secara umum disebut sebagai fluorosis gigi.

Fluorosis gigi yang bersifat ringan mungkin menimbulkan bintik-bintik putih pada permukaan gigi yang mungkin sulit terlihat. Bentuk fluorosis yang lebih sedang atau parah dapat menyebabkan perubahan enamel yang lebih serius. Penting untuk dicatat bahwa fluorosis hanya terjadi selama gigi masih dalam proses pembentukan di bawah gusi. Setelah gigi menembus gusi, fluorosis tidak dapat terjadi lagi, meskipun plak masih dapat terbentuk.

Namun, apakah fluorosis yang terjadi dapat memengaruhi kesehatan gigi secara keseluruhan? Fluorosis bukanlah penyakit dan tidak memiliki dampak negatif pada kesehatan gigi. Meskipun demikian, menurut CDC, fluorosis dalam bentuk parah yang sangat jarang terjadi dapat menyebabkan pembentukan lubang pada gigi. Meski begitu, fluorosis pada tingkat ini juga dapat membuat gigi lebih tahan terhadap kerusakan.

Faktor Pemicu Fluorosis

Fluorosis dapat timbul akibat konsumsi fluoride yang berlebihan dalam jangka waktu yang lama selama gigi masih dalam proses pembentukan di bawah gusi. Risiko fluorosis umumnya terjadi pada anak-anak yang berusia 8 tahun atau lebih muda saat gigi permanen sedang berkembang. Anak-anak yang sudah melewati usia 8 tahun, remaja, dan orang dewasa tidak memiliki risiko mengalami fluorosis. Tingkat keparahan kondisi ini bergantung pada jumlah fluoride yang dikonsumsi dan durasi fluoride telah masuk ke dalam tubuh.

Fluorosis dapat terjadi ketika anak-anak mengonsumsi pasta gigi yang mengandung fluoride dengan berlebihan, bukan disikat dengan benar. Selain itu, sumber air minum yang tinggi kandungan fluoride juga dapat menyebabkan penumpukan plak pada gigi. Beberapa jenis obat juga dapat memengaruhi gigi dan menyebabkan fluorosis.

Penanganan Fluorosis

Pada sebagian besar kasus, fluorosis yang menyebabkan penumpukan plak pada gigi bersifat ringan dan tidak memerlukan perawatan khusus. Selain itu, gangguan ini cenderung hanya memengaruhi gigi bagian belakang yang tidak terlihat secara jelas. Namun, jika fluorosis mencapai tingkat sedang hingga parah, beberapa tindakan perawatan mungkin diperlukan untuk menghilangkan noda yang terbentuk. Berikut adalah beberapa metode penanganannya:

  1. Prosedur pemutihan gigi untuk menghilangkan noda dan plak.
  2. Bonding, yaitu melapisi gigi dengan resin keras.
  3. Veneer, suatu metode menggunakan cangkang buatan untuk meningkatkan penampilan gigi.

Demikianlah diskusi mengenai fluorosis yang berpotensi berdampak pada kesehatan gigi. Dengan memahami informasi tersebut, disarankan untuk menjauhkan anak dari faktor-faktor penyebab terjadinya penumpukan noda dan plak pada gigi. Hal ini bertujuan agar kepercayaan diri anak tetap terjaga.

Comments0


Dapatkan update informasi pilihan dan terhangat setiap hari dari Rafadhan Blog. Temukan kami di Telegram Channel, caranya klik DISINI

Type above and press Enter to search.