Menteri ATR/BPN , Tanah di Jogja Terjamin Secara Hukum

Kota Yogyakarta merupakan kota penuh keenam yang diumumkan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Hadi Tjahjanto mengumumkan setelah Denpasar, Madiun, Bontang, Tegal dan Kota Surakarta.

 

Kota Yogyakarta dipilih sebagai kota yang sempurna karena dianggap memiliki banyak kriteria seperti sistem pengukuran tanah dan dokumen pengukuran serta sertifikat parsial dan legal yang memenuhi persyaratan. "Di beberapa daerah tidak ada yang melingkupi atau terputus (jarak)," kata Menteri ATR/BPN Hadi Tjahjanto.

 

Sementara itu, dalam pemaparan lainnya, Hadi menyampaikan bahwa dari segi hukum, baik pengukuran tanah maupun surat ukur, apabila diunggah secara elektronik, data fisik dan legalnya adalah benar. Sedangkan Kota Jogja sendiri surat tanah yang bersertifikat sebanyak 88.508 (99,28%) dengan data sertifikat yang masih berlaku sebanyak 108.453 (82,19%).

 

Hadi melihat pencapaian ini sebagai tanda pentingnya dan komitmen pemerintah daerah dalam mewujudkan pendaftaran tanah di seluruh Indonesia. “Pengumuman ini didasari atas hubungan baik antara BPN dengan pemerintah daerah untuk mendukung tercapainya tujuan pendaftaran tanah tersebut,” ujarnya.

 

“Kewarganegaraan penuh menjamin hak hukum atas tanah dan menjamin hak ekonomi rakyat,” lanjutnya. Banyak hal baik yang bisa didapat orang Jogja setelah mendapatkan nama lengkap negaranya. Hal baik ini salah satunya berujung pada berakhirnya kepemilikan tanah dan memperkecil peluang mafia tanah yang berkeliaran di Jogja. “Dengan nama negara yang lengkap memudahkan masyarakat setempat, maka kemungkinan perjalanan mafia tanah berkurang,” ujarnya.

 

Manfaat lainnya adalah dapat mengurangi konflik dan konflik tanah, sehingga kepemilikan tanah lebih aman dan terjamin. Selain itu juga memudahkan masuknya investor untuk berinvestasi karena tanah di Jogja sudah diperbolehkan secara legal.

 

“Kalau tidak ada konflik, konservasi lahan bisa dilanjutkan dengan pembangunan ekonomi,” pungkasnya.

Sumber    : Kumparan

Editor      : Tomi Prabowo