Militer mengatakan dalam sebuah posting Facebook pada Sabtu pagi bahwa sebuah unit tentara berhasil mengusir pasukan Rusia di dekat pangkalannya di jalan kota besar.
Presiden Volodymyr Zelensky berkata: "Para penjajah ingin memblokir pusat negara bagian kami... Kami melanggar rencana mereka."
Sementara itu, pertempuran berlanjut di dekat beberapa kota Ukraina lainnya.
Sebanyak 198 warga Ukraina, termasuk tiga anak-anak, tewas sejak invasi Rusia, kata Menteri Kesehatan negara itu Viktor Lyashko.
Menurut sebuah laporan oleh kantor berita Interfax-Ukraina, pejabat Kyiv mengeluarkan pernyataan yang meminta orang untuk tinggal di tempat penampungan dan untuk menjauh dari jendela jika mereka berada di rumah.
Namun Sekretaris Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Oleksiy Danilov mengatakan kepada situs berita Ukraina Lb.ua bahwa tentara "mengendalikan" situasi.
"Kami menghentikan gerombolan itu menggunakan segala cara yang tersedia. Prajurit militer dan warga menguasai Kyiv," kata Danilov.
Dalam video yang diambil sendiri, Zelensky terlihat berjalan di sekitar distrik pemerintah Kyiv dalam upaya nyata untuk menghilangkan desas-desus bahwa dia telah meminta tentara untuk menyerah kepada pasukan Rusia.
"Saya di sini. Kami tidak akan meletakkan senjata kami. Kami akan membela negara kami," katanya.
Dalam pidatonya kemudian, dia menambahkan: "Kami membela negara, tanah anak-anak masa depan kami. Kyiv dan kota-kota utama di sekitar ibu kota dikendalikan oleh tentara kami.
"Para penjajah ingin memblokir pusat negara bagian kami dan meletakkan boneka mereka di sini, seperti di Donetsk. Kami melanggar rencana mereka."
Vitali Klitschko, walikota Kyiv, mengatakan sebuah rudal telah menghantam sebuah blok flat di kota itu, memposting gambar di Facebook yang menunjukkan setidaknya empat apartemen hancur.
Dia menambahkan di Telegram bahwa 35 orang, termasuk dua anak-anak, terluka pada pukul 06:00 waktu setempat (04:00 GMT).
"Tidak ada pasukan Rusia di kota itu," katanya, menambahkan bahwa orang-orang harus tinggal di tempat penampungan karena lebih banyak serangan udara diperkirakan terjadi.
Orang-orang Kyiv menghabiskan malam yang panjang dan penuh kecemasan di tempat perlindungan bom dan ruang bawah tanah.
Di atas mereka, ada periode pertempuran jalanan ketika pasukan Rusia berusaha untuk menyelidiki pertahanan kota.
Tentara Ukraina mengatakan telah menangkis serangan di sepanjang salah satu jalan utama di barat, dini hari tadi.
Dan dikatakan berhasil mencegah upaya Rusia untuk mendaratkan pasukan udara di bandara selatan Kyiv - bahkan mengatakan sebuah pesawat besar yang membawa pasukan telah ditembak jatuh.
Di tempat lain, pasukan Rusia dan baju besi melanjutkan kemajuan lambat mereka di sejumlah rute.
Semua kota di Ukraina tampaknya berada di tangan pemerintah.
Tetapi, pada hari Jumat, sebuah pendaratan amfibi Rusia di sebelah barat kota pelabuhan Mariupol menunjukkan bahwa Moskow bertekad untuk menghubungkan Krimea yang dicaplok Rusia dengan wilayah yang dikuasai oleh separatis pro-Rusia di timur.
Sebelumnya pada hari Sabtu, komando angkatan udara Ukraina juga melaporkan pertempuran sengit di dekat pangkalan udara Vasylkiv, barat daya Kyiv, menambahkan bahwa itu diserang oleh pasukan terjun payung Rusia.
Secara terpisah ia mengklaim salah satu pejuangnya telah menembak jatuh sebuah pesawat angkut Rusia. BBC tidak dapat memverifikasi ini.
Mr Zelensky mengakui pasukan Rusia telah menimbulkan korban, dia menyatakan "musuh telah menderita korban yang sangat serius", juga. BBC tidak dapat memverifikasi klaim ini.
Ketika pasukan Rusia mendekati Kyiv, Ukraina mendesak Barat untuk mengambil sanksi yang lebih cepat dan lebih keras untuk menghukum Moskow atas serangannya.
Di antara tuntutan itu adalah upaya untuk memutuskan Rusia dari Swift - sistem yang digunakan untuk transaksi bisnis global.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson juga mendesak Barat untuk memblokir Rusia dari sistem pembayaran untuk "menimbulkan rasa sakit maksimum pada Presiden Putin dan rezimnya".
Itu terjadi setelah menteri pertahanan Ukraina mendesak siapa pun yang bisa memegang senjata untuk bergabung dalam upaya mengusir Rusia.
Hanna Syva, ibu dari dua anak, mengatakan kepada BBC bahwa dia siap untuk lari ke ruang bawah tanah jika terjadi penembakan - tetapi juga membuat rencana untuk membela Ukraina.
Saat suaminya bersiap untuk bertarung, dia tinggal dengan senapan dan pistol di ambang jendela di samping mainan anak-anaknya.
"Saya takut untuk hidup saya, untuk anak-anak saya, saya takut untuk negara saya. Tapi ketakutan ini berubah menjadi kemarahan yang membuat Anda melakukan sesuatu untuk membela negara Anda dan melindungi diri Anda sendiri," katanya.
Sumber : BBC News
Editor : Andreas
Comments0